Jumat, 12 April 2019

Sistem Terintegrasi

MRP ( Material Requirement Planning) 

 


Menurut Stevenson (2005), Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (Master Production Schedule) untuk barang Jadi (produk akhir) menjadi beberapa tahapan kebutuhan sub-assy, komponen dan bahan baku. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa MRP adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi dengan menggunakan tenggang waktu sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan dibuat.

A. Tujuan Penerapan MRP (Material Requirement Planning)

Berikut ini adalah beberapa tujuan penerapan MRP (Material Requirement Planning) pada suatu perusahaan manufaktur.
  • Mengurangi jumlah persediaan : MRP dapat menentukan jumlah komponen/bahan baku yang dibutuhkan dan kapan komponen/bahan baku tersebut dibutuhkan untuk suatu Jadwal Produksi Induk (Master Produksi Schedule). Dengan demikian, perusahaan manufaktur yang bersangkutan hanya perlu membeli material (komponen/bahan baku) tersebut pada saat dibutuhkan saja sehingga dapat menghindari kelebihan persedian material.
  • Mengurangi waktu tenggang (lead time) produksi dan pengiriman ke pelanggan : MRP mengidentifikasikan jumlah dan waktu material yang dibutuhkan sehingga pihak purchasing (pembelian) dapat melakukan tindakan yang tepat untuk memenuhi batas waktu yang ditetapkan. Dengan demikian MRP dapat membantu untuk menghindari keterlambatan produksi yang dikarenakan oleh material.
  • Komitmen pengiriman yang realistis kepada pelanggan : Dengan menggunakan MRP, Pihak Produksi dapat memberikan informasi yang cepat terhadap kemungkinan waktu pengirimannya.
  • Meningkatkan Efisiensi Operasi : Dengan adanya MRP, setiap unit kerja dapat terkordinasi dengan baik sehingga dapat meningkatkan efisiensi operasional setiap unit kerja pada perusahaan yang menerapkan MRP tersebut.

B. Sistem MRP (Material Requirement Plan)

Suatu sistem pada umumnya terdapat INPUT dan OUTPUT. Input daripada sistem MRP adalah Master Production Schedule (MPS) atau Jadwal Produksi Induk, Inventory Status File (Berkas Status Persediaan) dan Bill of Materials (BOM) atau Daftar Material sedangkan Outputnya adalah Order Release Requirement (Kebutuhan Material yang akan dipesan), Order Scheduling (Jadwal Pemesanan Material) dan Planned Order (Rencana Pesan di masa yang akan datang).

C. Contoh Aplikasi MRP :

1.  Lot for Lot (L4L)
  Yakni suatu teknik penentuan lot size yang jumlahnya sama dengan jumlah pesanan/kebutuhan. Dengan demikian L4L menyusun pesanan yang direncanakan tepat sesuai dengan kebutuhan bersih, memproduksi secara tepat apa yang dibutuhkan setiap minggu, sehingga meminimumkan biaya simpan dan tidak memperhitungkan biaya set up dan keterbatasan kapasitas.
2. Economic Order Quantity
Yakni penentuan jumlah lot size dengan menggunakan konsep EOQ yang secara eksplisit menyeimbangkan biaya simpan dan pesan tahunan.Dalam model EOQ permintaan diasumsikan konstan, atau dengan kata lain diperlukan safety stock untuk mengantisipasi variabilitas permintaan. EOQ menggunakan estimasi total permintaan tahunan, stup cost atau order cost, dan holding cost tahunan. EOQ tidak didisain untuk sistim dengan periode waktu yang diskrit seperti halnya MRP. MRP mengasumsikan bahwa kebutuhan telah dipenuhi pada awal periode. Holding cost hanya diperhitungkan pada persediaan akhir, tidak dihitung berdasarkan rata-rata persediaan sebagaimana EOQ. Sementara EOQ berasumsi bahwa penggunaan persediaan didasarkan pada basis kontinyu selama periode.
3) Least Total Cost (LTC)
Metode ini merupakan metode penentuan lot size yang dinamis yang menghitung jumlah  komponen yang dipesan dengan membandingkan antara biaya simpan dan biaya pesan untuk berbagai lot size dan memilih lot yang memiliki biaya simpan dan biaya pesan yang hampir sama.
4) Least Unit Cost (LUC)
Metode ini juga merupakan metode dinamis yang pemilihan lot didasarkan pada kriteria total biaya  (biaya simpan+biaya pesan) per unit yang terkecil

sumber: https://sites.google.com/site/operasiproduksi/contoh-aplikasi-mrp
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-mrp-material-requirement-planning-tujuan-petnerapannya/

Kamis, 11 April 2019

Sistem Terintegrasi



1. Defenisi ERP (Enterprise Resource Planning)

ERP merupakan sistem informasi yang diperuntukan bagi perusahaan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan.

2. Sejarah Perkembangan Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP berkembang dari manufacturing resouces planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evalusi dari material requirement planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi persediaan (inventori), pengapalan, invois dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Enterprise Resource Planning (ERP) dan pendahulunya, Manufacturing Resource Planning (MRP II), memungkinkan terjadinya kemajuan yang sangat besar dalam manajemen proses-proses manufakturing. ERP juga salah satu faktor penyumbang pada performa ekonomi Amerika yang luar biasa pada era 1990-an. Tidak diragukan bahwa ERP adalah tonggak sejarah dalam proses industri.
Berikut beberapa contoh bagus mengenai penerapan ERP di berbagai perusahaan :
  • Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan menaikan 20% tingkat penjualannya di tengah industri yang sedang menurun.
  • Enterprise Resource Planning membantu sebuah perusahaan Fortune 50 dalam mencapai penghematan biaya yang sangat besar dan mendapatkan keunggulan daya saing yang signifikan.  
3. ERP (Enterprise Resource Planning) terdiri dari tiga elemen penting, yaitu:
  • Enterprise (perusahaan/ organisasi)
  • Resource (sumber daya)
  • Planning (perencanaan)
4. Tujuan ERP  (Enterprise Resource Planning)
    ERP diterapkan untuk mengintegrasikan data dan proses dari seluruh area atau divisi dari organisasi dan menyatukannya agar mudah untuk diakses dan mudah untuk diatur proses bisnisnya.

5.  Karakteristik ERP menurut Daniel E. O’Leary meliputi hal-hal sebagai berikut :
  • Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan pengguna server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
  • Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
  • Sistem ERP menggunakan basis data perusahaan yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali saja.
  • Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time)
    Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan. 
 6. Keuntungan Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning)
  • Pengambilan keputusan dalam perusahaan dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien
  • Dapat melakukan integrasi secara global sehingga perbedaan nilai mata uang dan bahasa yang semula ada dapat di atasi
  • Dapat menghubungkan departemen satu dengan departemen yang lain dalam suatu perusahaan dengan mudah sehingga dapat saling berbagi data
  • Perusahan dapat memonitor keadaan perusahaan saat itu sehingga dapat merencanakan apa yang akan dikerjakan untuk yang akan datang
7. Kelemahan Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning)
  • Penyesuaian di banyak situasi terbatas
  • Kebutuhan untuk mendesain ulang atau proses bisnis pada perusahaan atau organisasi yang bersangkutan
  • membutuhkan technical support yang memiliki keahlian dan pengamalan yang handal
  • Harga ERP cenderung mahal

Sumber :
https://anisahsh.wordpress.com/2015/08/22/penjelasan-erp-enterprise-resource-planning/